Mawlana Shaykh Hisham Kabbani | Senin, 21 September 2009 | Fenton, Michigan , Amerika Serikat


A`udhu billahi min ash-Shaytan ir-rajim

Bismil-Lahi’ r-Rahmani ‘r-Rahim.

Nawaytu ‘l-arba`in, nawaytu ‘l-`itikaf, nawaytu’l-khalwa, nawaytu ‘l-`uzla, nawaytu ‘r-riyada,

nawaytu ‘s-sulook, lillāhi ta`ala fī hadha ‘l-masjid.


Ati` Allah, wa ati` ar-Rasul, wa uli 'l-amri minkum. (4:59)

Apa yang kita diskusikan sebelum solat tadi? Oh ya, Ya Halim! Beberapa orang, dan ini adalah masalah yang kita hadapi pada zaman sekarang, kita semua, kita semua mempunyai masalah ini sekarang, tidak terkecuali. Bahkan awliyaullah, mereka juga mempunyai masalah ini tetapi untuk alasan yang berbeda. Setiap orang memiliki amarah. Amarah, semua orang memilikinya. Bahkan awliyaullah memiliki amarah, tetapi amarah mereka untuk haqq, untuk sebuah alasan. Amarah mereka membersihkanmu (menghindarkanmu) dari masalah, dari kesulitan (cobaan). Ketika Rasulullah (s) mengatakan sesuatu dengan nada yang tidak senang, itu memberikan manfaat bagi sahaba – beliau (s) menghindarkan mereka dari cobaan.

Tetapi karakter buruk tersebut (amarah) ada di setiap orang. Setiap orang mengatakan bahwa mereka benar saja dan orang lain yang salah. Pada kenyataannya kedua belah pihak salah. Tetapi mungkin yang satu tidak semarah yang lain. Seperti kedua orang ini, jika mereka adalah satu negatif dan satu positif mereka akan bekerja sama. Tetapi keduanya negatif, jadi mereka segera saling tolak-menolak (bertentangan satu sama lain, atau tidak dapat bekerja sama). Setidaknya yang satu harus positif dan yang lain harus negatif, kerja sama akan terjalin. Yang satu harus bersabar atas yang lain, maka kerja sama akan terjalin.

Apakah kalian membaca Qur’an? Kadang-kadang. Apakah kalian mencintai al-Qur’an? Ya. Apa yang kalian cintai tidak kalian tinggalkan di rak buku. Jika kalian menyukai sekuntum mawar, apa yang kalian lakukan? Kalian mencium mawar tersebut. Jika kalian menyukai parfum, kalian mencium parfum tersebut.

Berapa macam jenis parfum yang ada? Saya mengunjungi seseorang yang tahu tentang seluk-beluk parfum di Mesir. Di etalasenya dipajang ribuan parfum dengan bau dan nama yang berbeda. Mereka menyebutnya ..., diambil dari berbagai jenis pohon atau bunga atau misik atau amber (komentar penerjemah: berasal dari limpa dari ikan paus). Kalian tahu apa yang dia (orang Mesir tersebut) katakan padaku? Dia berkata, “Semua yang kami pajang di sini... semua mempunyai kemasan yang menarik, dan setiap orang kira itu semua dari India, Pakistan, Timur Jauh, ini dari negara ini dan itu dari negara itu...” Lalu dia melanjutkan, “Sebenarnya semua (parfum yang dipajang) dari barat. Mereka mengambil esens (sari) dari parfum yang asli (kalau parfum itu bagus), kemudian mereka mengencerkannya – tetapi itu semua sintetis (buatan) dan dibuat di laboratorium-laboratorium di New York. Dan semuanya kami beli dalam partai besar, kami campurkan dengan sedikit bahan kimia, masukkan dalam botol-botol kecil, lalu kami jual ke orang-orang.” Dan orang-orang yang datang dan membeli parfum akan berkata, “Aku membelinya di Mekah” atau “Aku membawanya dari Madinah.” Kebanyakan orang polos, mereka percaya. Tetapi semua parfum itu dibuat di tempat lain dan bukan dari sumber yang sebenarnya, yakni sumber-sumber alami.

Kita semua palsu. Mereka semua palsu. Kita semua palsu dengan bau yang berbeda-beda. Keegoisan kita, kelakuan ego kita palsu. Allah memberi kehormatan pada tubuh kita dengan aroma asli, bau yang sebenarnya. Wa laqad karamnaa banii aadam (17 :70 ). Allah memberikan kehormatan pada kita tetapi kita memalsukannya dengan bau busuk yang berbeda-beda, bau yang menutupi aroma asli dari parfum yang Allah telah karuniakan pada kita.

Apakah kalian mencintai Qur’an? Ya. Apakah kita membaca Qur’an? Ya. Bahkan jika jawaban kalian adalah tidak, katakan saja “iya” dengan niat yang baik karena kalian tidak tahu bagaimana cara membaca al-Qur’an. Jadi apa yang harus kalian lakukan? Kalian harus belajar. Itu adalah hal pertama yang harus kalian lakukan jika kalian benar-benar mencintai al-Qur’an.

Sebagaimana dikatakan oleh Grandshaykh, karena kita memiliki kemurnian sebagai manusia, berarti karena itu kita mempunyai cinta, Allah membimbing setiap orang ke arah yang benar. Tetapi kita telah memilih, orang tua kita telah memilih untuk kita, arah yang berbeda. Orang-orang yang orang tuanya telah memilihkan untuknya arah yang benar, mereka adalah orang-orang yang beruntung. Orang-orang yang tidak (tidak dipilihkan arah yang benar), mereka tidak beruntung. Itu sebabnya dalam sebuah hadis Rasulullah (s) berkata, “Allah menciptakanmu dalam kemurnian (dengan cahaya kemurnian),” dengan aroma yang wangi, bukan sintetis seperti yang mereka jual sekarang di toko-toko. Ketika kalian memakai parfum tersebut ke tangan kalian, tangan kalian terasa berminyak. Apa yang mereka campurkan ke dalamnya (dalam parfum tersebut)? Mungkin minyak mobil. Esens parfum (parfum asli), jika kalian memakainya, tidak akan terasa seberminyak, selengket itu. Beberapa parfum yang datang dari anak benua, tanpa menyebutkan negaranya, kalian akan merasa itu minyak, tidak murni. Dan ahli parfum dari Mesir ini mengatakan pada saya bahwa semuanya (parfum-parfum tersebut) sintetis, semua parfum-parfum itu tidak asli, buatan.

Jadi kita mencoba untuk menyemprotkan parfum palsu tersebut ke diri kita, tetapi aroma yang asli ada dalam diri kita sendiri. Dimanakah aroma dari ikanpaus (amber)? Ada di dalam limpanya (limpa ikan paus tersebut). Kita menyebutnya amber (bahasa Inggris, baca: émber). Sepotong amber sekarang dijual $50 - $60, dalam bentuk kotak-kotak kecil. Ini (amber tersebut) palsu, ada campuran bahan-bahan kimianya. Amber yang asli, yang diperoleh langsung dari ikan pausnya, padat dan berwarna hijau, dan satu kilonya lebih dari $50.000. Awliyaullah memberikan nasihat bagi orang-orang yang terkena stroke untuk meminum amber asli. Masukkan satu sendok makan amber asli ke dalam air panas dan madu atau teh, aduk dan minum campuran tersebut; itu akan menyembuhkan mereka dari stroke (kelumpuhan). Tetapi kalian harus mendapatkan yang asli (amber asli). Ada yang menjual yang asli (amber asli) tetapi itu sangatlah mahal.

Allah mengaruniakan amber asli (aroma asli) dalam diri kalian. Al-Qur’an Yang Suci, ketika dibaca, akan merangsang keluarnya amber asli (dari diri kalian). Sebab itulah malaikat-malaikat dapat mendekati kalian ketika kalian membaca Qur’an. Itu sebabnya dalam solat, malaikat-malaikat datang – karena mereka (malaikat-malaikat tersebut) dapat menemukan kalian melalui aroma yang wangi tersebut. Jangan katakan, “Aku harus menyikat gigiku untuk sebuah wawancara.” Kalian tidak perlu (menyikat gigi). Ketika kalian membaca Qur’an, malaikat-malaikat akan segera datang karena aroma harum yang tersebar.

Orang-orang yang merokok, rokoknya membakar mereka. Grandshaykh berkata pohonnya rokok (tembakau) berasal dari kotoran iblis. Pada suatu waktu iblis meminta izin untuk menjumpai Rasulullah (s) – lihat, iblis tidak dapat menemui Rasulullah tanpa meminta izin; dari siapa? Dari Tuhannya. Si terkutuk (iblis) meminta izin karena ia tahu bahwa ia tidak dapat mendekat. Izin diberikan, dan Jibril menjumpai Rasulullah dan mengatakan bahwa iblis akan menemuinya (menemui Rasulullah) dan inilah pertanyaan-pertanyaannya dan inilah jawaban-jawabannya. Kemudian iblis datang dan Rasulullah (s) berkata, “Inilah pertanyaan-pertanyaanmu, ya la’iin, O yang terkutuk. Dan inilah jawaban-jawabannya,” Rasulullah (s) meniup si iblis. Beliau (s) melemparnya sejauh tujuh bulan perjalanan kaki (pada masa itu beginilah cara mereka mengukur jarak), sangat jauh dalam sekali tiupan dari Rasulullah (s). Karena iblis datang untuk menebarkan fitnah, maka Allah ingin memberikan pelajaran padanya, Allah berkata, “Temuilah Rasul-Ku dan dia akan menunjukkan padamu apa yang akan dia lakukan.” Si iblis jatuh pingsan setelah dilempar (ditiup). Grandshaykh berkata, “Dia (Si iblis itu) tidak sadarkan diri selama tujuh bulan di dalam sebuah lubang, pingsan, tidak sadarkan diri. Dan ketika ia sadar, ia muntah-muntah dan ia mengeluarkan kotoran dari kedua sisinya (komentar penerjemah: kemungkinan yang dimaksud di sini adalah saluran kencing dan dubur).”

(Tawa terdengar) Mengapa kalian tertawa? Awliyaullah mengetahui hal-hal yang tidak kalian ketahui; mereka mengatakan hal-hal yang kalian tidak ketahui. Ini adalah rahasia-rahasia!

(Kembali ke cerita iblis tadi) Dia (si iblis) terus menerus muntah dan memenuhi lubang tersebut dengan muntahnya. Itu (lubang tersebut) adalah jahannam (neraka) – yaslaha sa’iira dari api yang sangatlah besar, sangatlah kuat panasnya. Yang dimaksud adalah orang-orang yang dihukum (di jahannam), tubuh mereka akan luka-luka dan yang keluar dari luka-luka tersebut adalah air kencing, dan Allah akan membuat mereka meminum air kencing tersebut (dari luka-luka itu). Dengan kekuatan panas tersebut Allah menghukum mereka. Semua hukuman tersebut, dengan tiupan Rasulullah (s) pada iblis, Rasulullah (s) membuang semua dosa-dosa manusia yang disebabkan oleh iblis kepada iblis tersebut (membuat iblis memikul dosa-dosa tersebut). Semua dosa-dosa yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan sampai Hari Pengadilan dipikulkan (oleh Rasulullah) kepada iblis, dan Rasulullah melemparnya (iblis itu).

Semua kekotoran dari dosa-dosa dan kekotoran dari kelakuan dan semua karakter buruk iblis keluar dari mulut dan pantatnya! (Tawa terdengar) Mengapa kalian tertawa? (Mawlana tersenyum) Anak-anak suka mendengar cerita semacam ini. Kita (orang dewasa) tidak suka dengar mendengar cerita macam ini karena kita melakukan hal-hal tersebut (keburukan tersebut).

(Kembali ke cerita iblis tadi) Selama tujuh bulan (kotoran) terus keluar darinya (dari iblis itu), dan masih banyak lagi yang tersisa padanya. Kemudian ia membuka matanya, ia bangun, seperti jam weker. Dibutuhkan waktu tujuh bulan agar semua (kotoran tersebut) terurai. Ketika kalian membuang sampah, mereka akan mengumpulkan sampah tersebut dan membawanya ke suatu tempat. Ketika sampah-sampah tersebut terurai apa yang akan terjadi? Terurainya sampah-sampah tersebut akan menghasilkan gas yang berbau busuk – metana. Ketika kalian melewati sebuah pembuangan sampah, kalian mencium bau tersebut dan melihat api. Mengapa itu (kotoran tersebut) menebarkan aroma harum tetapi berbau busuk? Ini adalah bau dari sampah kita, artinya dosa-dosa kita menebarkan bau macam ini (busuk). Dan apa yang dihasilkannya? Api. Jadi kalian tidak akan dapat dibersihkan kecuali dengan api, sebagaimana pula dengan sampah kalian yang kalian buang di pembuangan sampah. Sampah-sampah tersebut bukan milik orang lain, tetapi sampah kalian sendiri. Kalian berbagi tempat pembuangan yang sama. Semua orang membuang sampah di sana, dan kalian semua mencium bau tersebut (bau busuk tersebut) karena sampah tersebut datang dari kita semua. Jangan menyangka bahwa kalian bersih. Tidak! Jangan menyangka bahwa kalian bersih. Kalian bersih dalam penciptaan. Iya! Tetapi kalian tidak bersih dalam kelakuan. Kelakuan kita buruk.

(Kembali lagi ke cerita iblis tadi) Dari bau busuk yang keluar dari mulut dan bokongnya, dia (si iblis) membuka matanya dan melihat; dan dirinya menjadi sangat gembira. Baginya (bagi iblis itu), kejadian itu adalah sebuah pesta besar. Grandshaykh mengatakan bahwa dia (iblis ) tidak pernah melakukan sajda (tidak pernah sujud), tetapi di sana ia bersujud satu kali. Bukan karena dia sujud pada Adam (a). Bukan! Dia (iblis itu) tidak peduli; dia adalah yang terkutuk. Tetapi dia (Iblis itu) bersujud untuk menunjukkan penghargaan pada dirinya sendiri, bukan pada Tuhannya. Sebab iblis itu seperti Fir’aun; dia berpikir bahwa dia adalah satu-satunya yang terpilih – Fir’aun berpikir bahwa dirinya adalah yang paling tinggi; anaa rabbukumul a’laa (79 :24) aku adalah tuhan yang paling tinggi. Ia (iblis) melakukan sujud pada dirinya, bukan pada Allah. Tidak, dia (si iblis) tidak tertarik. Dia membuat sajda pada dirinya sendiri, bahwa dia sendirilah membuat kotoran tersebut dan dari kotoran tersebut sebuah tanaman tumbuh. Lalu dia (si iblis itu) melihat pada tanaman tersebut dan berkata, “Oh, beginilah aku akan berbuat curang pada orang-orang.” Jadi dia merapikan tanaman tersebut, membuatnya tampak menarik, dan memulai kerja intensif untuk menanamnya di seluruh dunia. Dia sibuk dengan itu.

Iblis tahu bahwa ia tidak dapat mendekati sahaba (sahabat-sahabat Rasulullah) – itu peperangan yang kalah. Dia berpikir, “Kenapa aku harus ke sana (menawarkan tanaman tersebut pada sahabat-sahabat Rasulullah? Aku tidak akan berhasil karena kebenaran ada di sana, haqq ada di sana (pada sahabat-sahabat Rasulullah). Jadi biarkan aku membangun kerajaanku, kerajaan kebatilan.” Dan ia (iblis itu) mulai menanam tanaman tersebut di berbagai negara di seluruh dunia. Setelah Rasulullah (s) meninggalkan dunia, setelah sahaba meninggalkan dunia, iblis itu pergi ke semua kerajaan atau negara tersebut dimana raja-raja, orang-orang penting, sarjana, duduk. Ia memetik daun tanaman tersebut, menggulungnya dan merokok dengan gulungan tersebut. “Allahu akbar! Akulah orangnya! Cobalah, wahai saudaraku! Cobalah, wahai saudariku! Cobalah, wahai istriku! Cobalah, wahai putraku! Cobalah, wahai putriku! Aaam.” Apa yang terjadi? Dan ia (iblis itu) mulai menyebarkannya ke seluruh dunia. Ia berkata, “Merokok? Senang?!” Ia berkata, “Aku akan memberikan mereka kotoranku! Biarkan mereka menikmatinya. Ini hadiah dariku untuk mereka karena mereka adalah pengikutku. Oh, aku sangat gembira sekarang! Oh, perasaanku meluap-luap! Ya saudaraku, kita dapat membuat berbagai macam (rokok atau cerutu), salah satunya adalah cerutu Panama – cerutu terbaik yang tidak ada kertasnya, semuanya terbuat dari daun hijau (komentar penerjemah: maksudnya daun tembakau); benar-benar kotoran!” (Tawa terdengar) Mengapa kalian menutup telinga kalian? Kalian terjerumus sepenuhnya ke dalamnya dan kalian menutup telinga kalian? Haqq! Tentu saja ini haqq – ini adalah cerita dari Grandshaykh!

Profesor? Para sarjana (orang-orang terpelajar) tidak mengetahui cerita ini. Mereka tidak punya pikiran (otak). Mereka melakukan penelitian, dan kalian tahu apa yang mereka lakukan? Mereka merokok (menghisap cerutu). Seluruh penelitian mereka bercampur-aduk dengan muntah dan kotoran iblis. Mereka (para sarjana tersebut) juga memakan dan meminumnya. Beberapa dari mereka tidak hanya meminumnya, mereka menumbuk dan mengunyahnya. Iblis menjadi sangat senang karena itu mereka diberi permen (oleh iblis). Ia (iblis) berkata, “Makan dan minumlah. Tidak hanya itu, akan kuberikan juga pada kalian produk lain yang kualitasnya lebih bagus – ganja, mariyuana, kokain.” Kokain? Apakah itu terbuat dari tanaman tersebut? (Bertanya pada seorang redneck; komentar penerjemah: redneck mungkin adalah sebutan untuk suku Indian) Terbuat dari apakah itu (kokain)? (Jawab redneck tersebut: Mariyuana, ganja, dan kokain terbuat dari tumbuhan, opium juga terbuat dari tumbuhan)

Saya di Spanyol dan, maafkan saya karena saya menceritakan ini, tiga orang ini menyertaiku – yang ini seorang hafiz (membaca Qur’an), yang ini menyanyikan qasida dan yang ini mengurus pekerjaan administrasi. Mereka menyertai saya, dan mereka diundang untuk tinggal di salah satu apartemen. Keesokan harinya, ketika kami pergi untuk solat tahajjud, mereka tidak muncul. Apa yang terjadi? Ternyata ada orang-orang di tingkat bawah apartemen tersebut yang menghisap sesuatu (yang mengeluarkan asap, seperti merokok), dan asapnya naik dan memasuki kamar dimana mereka tidur. Dan mereka mulai berputar-putar (karena mabuk). Seperti ketika seseorang pergi ke Ka’bah, untuk tawaf, untuk menunaikan ibadah haji, dan dia membawa banyak bawaan (kopor). Di gerbang cukai mereka (petugas cukai) bertanya, “Apa ini? Terlalu banyak bawaan. Terlalu banyak makanan kaleng. Kenapa?” Lalu dia berkata, “Karena aku tidak mau capek; aku buka, makan, dan buang. Jadi aku santai; aku tidak perlu mengantri untuk membeli (makanan). Buka, makan, buang!” Mereka (petugas cukai) berkata, “OK. Mengapa kamu membawa ini? Ini tidak dizinkan, ini haraam (dilarang) dalam Islam – anggur ini, alkohol?” Dia berkata, “Tidak. Aku berdiri di samping Ka’bah, minum, lalu Ka’bah berkeliling (berputar-putar) dan aku duduk.” (Tawa terdengar) “Aku santai. Ka’bah akan berkeliling dan aku duduk. Jadi aku telah melakukan tawaf.” (Tawa terdengar)

(Kembali lagi ke cerita para sarjana yang ditawarkan tanaman tersebut oleh iblis) Para sarjana ini, mereka melakukan penelitian dan terkadang mereka membawa nargheela, waterpipe (sejenis shisha dari Timur Tengah, alat untuk menguapkan cairan dan uapnya dihisap melalui selang; penghisapan uapnya memberikan perasaan seperti mabuk), dan mereka meminumnya (menghisapnya). Dan di negara kalian ada sesuatu (zat) yang mereka masukkan ke dalamnya (koka). Oh, kalian tahu? Saya dari sana dan saya tidak tahu; saya dari Timur Tengah tapi saya tidak tahu. Bagaimana kamu bisa tahu? (Seorang jema’ah menjawab: Saya membaca mengenai itu) Mereka membuat presentasi (tesis mereka) yang penuh dengan kotoran iblis.

Bahkan jika kalian memakai parfum dari seluruh dunia, kalian tidak akan membersihkan diri kalian sendiri karena semua kotoran kalian dibangun oleh amarah. Itu sebabnya Rasulullah (s) berkata pada Sayyidina Abu Bakr, “Ya Aba Bakr, al-ghadabu kufran, ya Aba Bakr – amarah adalah kekafiran.” Kalian akan berada di luar Islam jika kalian marah. Itu sebabnya kalian melihat para sarjana selalu marah; tidak semua, banyak yang tenang; mereka tidak merokok (menghisap apapun) alhamdulillah, dan tidak melakukan apapun (yang tidak baik). Kalian tidak akan percaya kalau saya katakan pada kalian (ada di Internet saya tidak harus menceritakan pada kalian) tetapi ada pembaca-pembaca al-Qur’an yang tidak akan membaca (Qur’an) tanpa minum (alkohol). Mereka berkata bahwa itu (minum alkohol) memberikan rasa mabuk pada mereka saat membaca (komentar penerjemah: untuk memberikan efek bacaan yang indah dan memabukkan, penuh penghayatan). Setan mempermainkan mereka sampai sejauh itu. Bahkan mereka menjadi terkenal; suara mereka adalah suara terbaik.

Jadi apa yang tertinggal dari iman kita? Saya tidak berkata bahwa kita lebih baik, tetapi ini adalah penyakit yang merambat kemana-mana. Astaghfirullah al-azim untuk diri kita sendiri, dan untuk mereka. Mereka, kita semua membutuhkan perantaraan (syafa’at) Sayyidina Muhammad (s) – semua orang termasuk orang-orang yang merokok (termasuk yang menghisap zat yang memabukkan), yang minum (alkohol), orang-orang yang berbuat ini, orang-orang yang berbuat itu, orang-orang yang melalaikan solatnya. Mereka semua, kita membutuhkan rahmat (belas kasih) dari Allah dan perantaraan dari Sayyidina Muhammad (s) dan bimbingan dari awliyaullah.



Sumber : Dipetik dari http://zulkarnainagung.multiply.com/journal/item/193/Asal_Muasal_Tembakau_dan_Cerutu

0 Comments:

Post a Comment



Blog Widget by LinkWithin